Obama di Istiqlal Memuji Toleransi Umat Beragama di Indonesia

Obama di Istiqlal (Reuters/Jason Reed)
Presiden Amerika Serikat Barrack Hussein Obama mengapresiasi toleransi umat beragama di Indonesia. Di Indonesia, dia mendapatkan beberapa hal yang menjadi simbol toleransi kehidupan beragama. Salah satunya, Masjid Istiqlal. Kunjungan 25 menit  Obama ke Masjid Istiqlal, Jakarta menyisahkan sedikit kenangan manis pada Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.
Ali lah yang menyambut kedatangan Obama dan istrinya Michelle Rabu (10/11/2010)  pagi pukul 08.25 WIB itu. Pria inilah yang menemani pasangan itu berjalan-jalan mengenali mesjid terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Imam Ali hanya seorang diri menemani Obama. Dia mengenakan setelan jas berdasi dan kopiah tak lepas dari kepalanya. Sang imam berada di tengah, diapit Obama dan Michelle, di bawah pantauan ketat "Secret Service" yang mengikuti mereka dari belakang.  Sementara para tamu dan wartawan hanya diijinkan cukup sampai lantai dasar saja.
Nama masjid tersebut, menurut Obama, telah menunjukkan pesan-pesan yang memang ingin disampaikan Indonesia. Di mana ada kemerdekaan atau kebebasan dalam beragama.  Maka setelahnya ketika Obama saat memberikan pidato di Balairung Kampus Universitas Indonesia, Depok,  ia berkata : "Istiqlal berarti independence."
"Istiqlal didesain oleh arsitek Kristen. Ada pesan filosofi Pancasila. Ketika orang Kristen mengunjungi masjid atau orang Muslim datang ke gereja merupakan wujud toleransi. Hidup dengan toleransi," kata Obama.
"Mesjid Istiqlal adalah sebuah simbol kemerdekaan Islam di Indonesia yang melarang umat manusia untuk menindas satu sama lainnya," kata Ali Mustafa
Bagaikan pemandu wisata, Imam mengenalkan Obama tentang setiap sudut kompleks mesjid luas yang dibangun ketika jaman Soekarno itu. Tidak hanya itu, dengan telaten Ali Mustafa menerangkan makna Istiqlal serta setiap hal yang disimbolkannya.
"Ini bagus sekali, saya suka ini," kata Obama menunjuk kubah perak berdiameter 45 meter dan bertuliskan kaligrafi ayat Kursi.
Obama menanyakan arti tulisan kaligrafi "Laa ilaaha illallah" yang ada di dalam masjid.
"Ya saya kasih tahu bahwa artinya 'tiada tuhan selain Allah," kata Imam Ali Mustafa.
Sekeluarnya dari kubah besar yang dikelilingi 12 tiang masjid, Obama beranjak ke pelataran selatan lantai utama, antara bedug dan menara Istiqlal.
Imam menjelaskan, bedug adalah alat seni tradisional Indonesia yang sudah biasa digunakan orang Indonesia sebelum Islam masuk ke negeri ini. Lalu setelah Islam masuk ke Indonesia, sambung Ali Mustafa kepada Obama, bedug digunakan untuk mengajak orang menunaikan ibadah sholat.
"Kedatangan Islam di Indonesia tidak menghabiskan budaya lokal dan Islam dapat berkerjasama dengan budaya setempat," kata Imam Ali kepada Obama.
Mereka bertiga terus berjalan di sepanjang dinding pelataran selatan bertutupkan kain merah dan putih. Perjalanan lalu diteruskan ke arah menara Istiqlal.
Ali menerangkan bahwa menara bertinggi 66,66 meter seperti itu adalah perlambang jumlah ayat suci dalam Alquran, sementara menara besi setinggi 30 meter adalah personifikasi dari jumlah juz dalam Alquran.
Ali Mustafa mengungkapkan, ada satu perbincangan menarik Obama ketika presiden negara adidaya itu berada di menara Istiqlal, yaitu bagian gedung Istiqlal yang dekat jaraknya ke Gereja Katedral di seberang mesjid.
"Jarak yang dekat antara masjid dan gereja menandakan hubungan yang harmonis antara umat beragama di Indonesia," papar Ali Mustafa kepada Obama.
Imam menguraikan hal itu sebagai salah satu contoh keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. Ali juga berkata kepada Obama bahwa pengurus Masjid Istiqlal kerap menyediakan lahan pakir di halaman luar Istiqlal untuk para Jemaat Gereja Katedral ketika merayatakan Natal dan perayaan-perayaan besar kristiani lainnya.
"Berhubung lahan parkir gereja terbatas, kami sediakan halaman luar Istiqlal untuk parkir mobil para jemaat," kata Ali Mustafa, disambut anggukan Obama dan Michelle.
"Ya, ini adalah contoh kerjasama yang baik antar umat beragama," kata Obama menyambung paparan Ali Mustafa sambil menganggukan kepala diiringi senyum yang tidak henti.
Obama, kata Ali Mustafa, berjanji akan membantu sebuah perkumpulan muslim di Amerika yaitu Indonesian Muslim Association in America (IMAAM).
Ibu Negera Michelle Obama tampak mengenakan kerudung saat mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (10/11/2010).
(AFP PHOTO/Jim WATSON)
"Insya Allah."
Seperti umumnya kunjungan kenegaraan, di ruangan VIP Istiqlal Imam Ali memberi Obama satu plakat Istiqlal, sebuah buku profil Istiqlal dan dua buah buku karangannya sendiri. Kedua buku itu berjudul "Islam di Amerika" dan "Islam Between War and Peace".
Sementara White House dan Obama menyerahkan satu map merah berbungkus karton warna emas berlambangkan negara AS di tengahnya. Map itu berisi satu kopi naskah deklarasi kemerdekaan AS (Declaration of Independence), sebuah naskah yang ditandatangani Kongres dan para pendiri negara paling berpengaruh di dunia itu, pada 4 Juli 1776.
"Lihat ya, ini langsung dikirim dari gedung putih buat saya Imam mesjid Istiqlal," kata Imam Ali dengan bangganya memperlihatkan kepada wartawan.
Di atas meja kecil depan ruangan VIP Obama menulis selembar surat dengan tangan kirinya tentang kesan dan pesannya terhadap Istiqlal dan Islam.
Salah satu kesan dalam suratnya itu adalah harapan dia bahwa kedatangannya ke Istiqlal dapat memberikan pemahaman hidup yang harmonis di setiap negara yang penduduknya saling berbeda keyakinan.
Saat Obama akan segera mengakhiri kunjungannya ke Istiqlal dan bergegas pergi ke Universitas Indonesia, Ali Mustafa menyampaikan satu pesan khusus untuknya.
"Anda memegang peran besar dalam menjaga perdamaian dunia," kata Ali.
Obama menjawab, "Insya Allah."

Dia lalu masuk ke "Cadillac One," mobil kepresidenan AS yang membawanya ke sejumlah tempat di Jakarta yang dikunjunginya itu. Selanjutnya Obama bersama iringan pengawal menuju kampus UI, Depok.
Ali Mustafa mengatakan Obama tidak memberikan pesan apapun kepada umat Islam, tapi kunjungannya ke Istiqlal secara tidak langsung membawa pesan positif terhadap umat Islam.

Ayah Tiri Muslim
Islam bukan sesuatu yang asing bagi Obama, karena ayah tirinya, Lolo Sutoro merupakan pemeluk Islam. "Ayah tiri saya Muslim. Di sini semua agama dihormati," ucap Obama yang disambut tepuk tangan para tamu undangan pada saat memberikan pidato di Balairung Kampus UI, Depok.
Dia menambahkan, semangat keagamaan ada dalam konstitusi Indonesia. "Ini merupakan karakteristik yang menginspirasi," ucapnya.
Dan bagaimana menurut kita? Kunjungan Obama dan pidatonya di kampus Universitas Indoensia, sangat “menampar” kita. Dan sudah selayaknya kita mulai berbenah diri dan mau belajar pada kalimat toleransi yang berulangkali diucapkan oleh Obama. Kembali kepada cita-cita pendiri negeri ini yang berjuang bukan atas nama golongan agama dan kelompok tertentu.
sumber bacaan : Antara dan DetikNews

Comments

Popular Posts