Api di Tubuh Quảng Đức
Saat itu, Presiden AS John F.
Kennedy sangat tergerak akan peristiwa ini sehingga ia menggantungkan foto Quảng Đức di Oval Office.
Seorang pendeta Buddha membakar
diri di jalan raya kota Saigon pada 11 Juni 1963. Ia, Thích Quảng Đức, memprotes penganiayaan umat Buddha oleh
pemerintah Vietnam Selatan. Đức
akhirnya meninggal dunia.
Pagi hari itu beredar kabar kalau
akan ada kejadian penting di depan kedutaan Kamboja di Saigon. Tak lama
kemudian, sekitar 350 biarawan dan biarawati berarak-arak datang. Mereka
memprotes kebijakan pemerintahan presiden Ngô Đình Diệm yang mendiskriminasi umat Buddha.
Aksi bakar diri itu terjadi di
perempatan jalan Nguyễn
Đình Chiểu Street dan
jalan Cách Mạng Tháng
Tám.
Đức
keluar dari mobil, ditemani oleh dua biarawan lain. Salah satu dari mereka
meletakkan bantal di jalan, dan satu lagi membuka bagasi mobil kemudian
menurunkan drigen berisi 5 galon bensin. Đức
duduk dengan tenang. Ia mengambil posisi meditasi lotus di atas bantal.
Kemudian seorang biarawan menuangkan bensin sampai habis di atas Đức. Lalu Đức memutar tasbih sambil
mengucapkan doa pendek, menyalakan korek api dan menjatuhkannya.
Api berkibar, membakar jubah dan badannya. Asap hitam mengepul dari Đức.
Orang di sekeliling kejadian itu
terkejut hingga hening, tapi beberapa menjerit dan beberapa berdoa.
David Halberstam, jurnalis
pemenang Pulitzer menuliskan:
Api itu memancar dari seorang manusia.
Badannya mengering dan berkerut, kepalanya hangus dan menjadi arang. Udara
penuh dengan bau daging manusia yang terbakar; manusia terbakar begitu cepat.
Saya dapat mendengar suara orang-orang vietnam yang menangis. Saya terlalu
terkejut untuk menangis, terlalu bingung untuk membuat catatan atau
mewawancara, bahkan terlalu limbung untuk berpikir … Ia terbakar tanpa
menggerakan otot sedikitpun, tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, ia
memancarkan ketenangan yang sangat kontras dengan tangisan yang mengelilinginya.
Jasad Đức dikremasi ulang namun jantungnya disimpan di
pagoda Xá Lợi sebagai
lambang welas asih seorang Buddha.
Di Vietnam Selatan tahun 1963,
“Krisis Buddha” sudah panas sejak satu bulan sebelumnya. Saat itu sembilan
warga tak bersenjata di kota Hué ditembak oleh tentara saat memprotes kebijakan
pemerintahan Ngô Đình Diệm
yang melarang pengibaran bendera Buddha.
Aksi berani Duc berhasil
dipublikasikan oleh Malcolm Browne seorang jurnalis Amerika dan pada tahun yang
sama ia pun meraih Penghargaan Pulitzer atas fotonya tersebut.
Publikasi besar-besaran foto
tersebut telah meninggikan tekanan masyarakat dunia terhadap Ngo Dinh Diem yang
bersekutu dekat dengan Amerika Serikat. Diem meredakan tekanan internasional
dengan membangun secara massal pagoda di seluruh wilayah Vietnam. Situasi
politik yang dianggap belum mencerahkan selama kurun waktu 8 tahun
pemerintahannya tak menghentikan aksi biksu-biksu lainnya yang mengikuti aksi
Duc. Krisis politik benar-benar merada setelah secara tragis Diem dibunuh oleh
Nguyễn Văn Nhung, seorang
mayor pada angkatan bersenjata Vietnam.
Pembunuhan itu terjadi setelah
Vietnam dan Amerika Serikat tak lagi seharmonis dulu. Gerakan merestorasi
Vietnam, termasuk peristiwa pembunuhan itu dipimpin oleh Ho Chi Minh yang
sekarang resmi menjadi nama kota terbesar di Vetnam mengganti Saigon.
Hal yang kebetulan, Presiden John F. Kennedy juga dibunuh
hanya 20 hari kemudian setelah kematian Diem. Beberapa orang Vietnam percaya
bahwa hantu Diemlah yang melakukan pembalasan karena Presiden Kennedy
menyetujui kudeta itu (wikipedia).
Comments