Geng dan Negara Orde Baru | EtnoHistori.org
Yapto dan Yoris (dokumentasi Loren Ryter) |
Pada jaman Orde Baru, geng yang paling terkenal buruk adalah mereka yang berasal dari barak militer. Di Jakarta, geng yang berasal dari barak milter dirasa yang paling ditakuti, karena mereka paling kuat, paling kompak dan paling suka melakukan tawuran. Belum lagi dengan senjata dan mobil yang dimiliki oleh orang tua mereka yang tentara.
Beberapa geng itu adalah : geng Berlan, sekelompok pemuda yang ayahnya adalah tentara KNIL berpangkat rendah. Mereka berkumpul di kawasan Matraman atau yang dikenal dengan nama daerah Barenlaan. Selanjutnya Siliwangi Boys Club adalah kumpulan anak tentara yang berpangkat menengah dan berasrama di Jalan Wiliwangi dekat Lapangan Banteng. Geng ini menjadi spesial karena dipimpin oleh Japto Soerjosoemarno.
Selain geng Berlan, Siliwangi Boys Club ada juga beberapa geng lainnya seperti : Radio Dalam Club (berbasis di komples kawasan angkatan laut), Legos (Lelaki Goyang Senggol), geng Ams (orang-orang Ambon), Pamors (Padang-Manado Organization), dan Sartana ( geng orang Manado berbasis di daerah Sarinah dan Tanah Abang).
Beberapa geng itu adalah : geng Berlan, sekelompok pemuda yang ayahnya adalah tentara KNIL berpangkat rendah. Mereka berkumpul di kawasan Matraman atau yang dikenal dengan nama daerah Barenlaan. Selanjutnya Siliwangi Boys Club adalah kumpulan anak tentara yang berpangkat menengah dan berasrama di Jalan Wiliwangi dekat Lapangan Banteng. Geng ini menjadi spesial karena dipimpin oleh Japto Soerjosoemarno.
Selain geng Berlan, Siliwangi Boys Club ada juga beberapa geng lainnya seperti : Radio Dalam Club (berbasis di komples kawasan angkatan laut), Legos (Lelaki Goyang Senggol), geng Ams (orang-orang Ambon), Pamors (Padang-Manado Organization), dan Sartana ( geng orang Manado berbasis di daerah Sarinah dan Tanah Abang).
selanjutnya bisa dibaca di:
Geng dan Negara Orde Baru (1) | EtnoHistori.org
Dan diakhir tahun 1971, ibu Tien merencanakan berdirinya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), rencana Ibu Tien ini mendapatkan perlawanan keras dari mahasiswa. Untuk menentang kritik ini, ibu Tien berkata, "Terus terang, saya akan menantang mereka yang mengkritik, tidak perduli siapa mereka, siapapun yang menolak harus paham dengan mengerti peringatan ini, saya akan menantang mereka."
Ancaman ibu Tien ini disambut baik oleh para anggota Geng Berlan. Pada tanggal 23 desember 1971, sekelompok anak muda gondrong menyerang para demonstran yang menentang proyek pembangunan TMII. Dalam keributan ini dua orang demonstran tertikam dan satu orang tertembak pahanya dengan pistol kaliber 45.
Ancaman ibu Tien ini disambut baik oleh para anggota Geng Berlan. Pada tanggal 23 desember 1971, sekelompok anak muda gondrong menyerang para demonstran yang menentang proyek pembangunan TMII. Dalam keributan ini dua orang demonstran tertikam dan satu orang tertembak pahanya dengan pistol kaliber 45.
selanjutnya bisa dibaca di :
Geng dan Negara Orde Baru (2-habis) | EtnoHistori.org
Geng dan Negara Orde Baru (2-habis) | EtnoHistori.org
Penulis : Loren Ryter, Pengajar dan Peneliti, Centre for Southeast Asian Studies, Universitas Michigan.
Sumber tulisan : EtnoHistori.org
Comments