Rapat Kaoem Moeda Indonesia (catatan Koran Sin Po 1928)

Koran Sin Po bertarikh 1 November 1928, lembaran kedoea, pagina III, kolom 1, terdapat sebuah artikel yang berjudul "Rapat Kaoem Moeda Indonesia."

Berikut isi artikel :

RAPAT KAOEM MOEDA INDONESIA

Itoe rapat besar (congres) dari antero perkoempoelan pamoeda-pamoeda Indonesia jang baroe diadakan di kota Jacratra, soengoeh besar sekali artinja dan bakal tertjatet dalem history Indonesia.

Itoe rapat rapat jang lamanja satoe hari doea malem, maskipoen dapet ganggoean sedikit dari polisi kerna dilarang bitjaraken oeroesan politiek dan tida boleh seboet kamerdikahan, tapi toch soeda bias berachir dengen baek dan beres maskipoen itoe congres ada mengandoeng hasil soemanget kamerdikahan tanah aer jang besar.

Apatah hasilnja dari ini rapat jang besar dari kaoem moeda Indonesia? Tiga fatsal jang besar, jalah:

a. Akoein satoe kabangsaan dan tanah aer jalah Indonesia.

b. Hargaken dan djoendjoeng tinggi bahasa Indonesia boeat digoenaken dalem pergaoelan oemoem dan ini bahasa ada salah satoe factor dari dasar Indonesia Raja.

c. Akoein itoe persatoean dengen memperhatiken dasar jang tegoe jang berasa persamaan cultuur, hoekoem adat, bahasa, dan history.

Tentang tegoehnja ini dasar, maoepoen dalem kalangan politiek, economie, hoekoem national d.l.l. memang kliatan sedari lama, sahingga barang siapa jang aken tjoba memetjah itoe persatoean dan maskipoen koran-koran Blanda saben waktoe tjoba bertreak dan goenakan bebrapa orang Boemipoetra boeat perkakas memetjah itoe soemangat persatoean, tentoe sia-sia sadja.

Sebagi salah satoe bangsa dari bagian Asia jang "kaget dari tidoernja", bangoennja soemangat moeda dari bangsa Indonesia djoega teritoeng tjepet sekali.

Kira-kira dalem taon 1915, Dr. Satiman moelain siarken ia poenja ideaal soepaja anak-anak moeda poenja pikiran tida mati lantaran didjedjel ole satoe matjem pendidikan jang berat sebelah. Maksoed jang teroetama dari itoe dokter, jalah apabila itoe anak-anak moeda diblakang kali soeda moelain tjari makan sendiri, ia poen bakal djadi manoesia jang bergoena dalem pergaoelan hidoep, teroetama boeat perasahan tjinta pada bangsa dan tanah toempah darah.


Dan, ini gerakan anak moeda dari Java, dengen lekas lantas ditoeroet oleh pemoeda-pemoeda dari Sumatra, Celebes, tanah Maloekoe dan Borneo.
Barangkali orang inget, pada boelan Mei 1926 congres kaoem-kaoem moeda Indonesia, pertama kali diadaken dibawa pemimpinan toean Tabrani, itoe journalist jang sekarang sedeng berladjar di Duitschland, dalem congres mana student Soemarto ada bikin lezing boeat perasahan Indonesisch Eenheidsgedachte. Maskipoen soesoenan congres terseboet ada beberapa dengen congres jang laloe, tapi hasil dari congres pertama ada besar artinja. Ini congres kaoem Indonesia djoega banjak dibitjaraken oleh soerat-soerat kabar di Nederland, Dutischland, Egypte, Tiongkok, dan Philipina. Dan dalem tempo satoe doea taoen, itu perasahan bersatoe telah dikerdjaken dan sekarang menjadi d a a d.

Apatah sebabnja timboel itoe perasahan jang begitoe tjepet? Apatah sebabnja timboel pergerakan patriotisme dari anak moeda Indonesia? Tida laen, lantaran akal pendidikan overhead disini sengadja bikin tjerei berei pada pikiran rahajat Indonesia, begitoelah kata voorzitter congres toean Soegondo dalem ia poenja pridato pemboekaan. Pendidikan pada rahajat disini tida tjotjok dengen rasa kahir batin, tida tjotjok dengen angen-angen sebagi satoe bangsa jang sedeng daradjatnya. Banjak matjem pendidikan ada bertentangan dengen kaadahan jang betoel, banjak matjem pendidikan hanja didasarken atas perhambaan dan pikiran jang rendah. Begitoe lama itoe pendidikan telah dikasi meresep dalem pikiran anak-anak, sehingga di waktoe besarnja, itoe hasil pendidikan djadi sebagi kapertjajahan tachajoel jang salah.

Tida poen heran, kerna adanja ini pendidikan, lantas timboel reactie gerakan moeda Indonesia jang blakangan ini mendjadi sedar. Dan, itoe persatoean antero gerakan moeda dengen lekas sekali moentjoel, kerna kamaoean perasahan jang soetji, kerna roh dari kabangsahan jang sedar. Persatoean Indonesia soeda kamaoean djeman dan telah meresep dalem darah anak Indonesia, sahingga siapa jang bilang bahoea itoe persatoean masi factamorgana, itoelah ada omong kosong alias bohong, kata toean Moehd. Jamin dalem itoe rapat.

Kamoeliahan satoe bangsa ada berhoeboeng sekali dengen onderwijs jang saban hari dikasiken pada anak-anak. Inilah sebabnja mengapa dalem itoe congres ada dibitjaraken djoega soeal National Education atawa pendidikan kebangsahan, soeal-soeal mana boekan sadja telah dibitjaraken oleh kaoem poetra, tapi kaoem poetri Indonesia jalah Miss Poernomo Boelan, Siti Soendari, njonja Prawirodirdjo d.l.l. telah toeroet oemoemken pikirannja. Orang semoea taoe bahoea millioenan anak-anak di sini tjoema "diprentah" adjar toelis dan batja sedikit bahasa Blanda, blakangan disoeroe kerdja, dapet gadji soepaja senang dengen anak istrinja, habis perkara. Apatah itoe anak-anak mengenal perasahan sesama bangsa dan machloek, djangan dikata perasahan tjinta pada tanah toempah darahnja? Apatah marika taoe aken history dari tanah aernja, maskipoen marika soeda diadjarken ilmoe boeat antero Europa dan America? Segala pendidikan kadjoestahan haroes diroebah dan boeat bangsa Indonesia memang perloe sekali dengen national onderwijs jang tjotjok dengen roh dan perasahannja. Kita moesti taoe siapatah Diponegoro, siapa Soenan Ageng, Troenodjojo, Tengkoe Oemar, dan jang paling blakang, siapatah Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo?

Perloe sekali pendidikan dikasiken pada anak-anak dalem bahasanja sendiri dan pendidikan haroes merdika. Anak-anak djangan diprentah tapi diadjar dan dikasi mengarti. Apatah djajinja, satoe anak oemoer 6 atawa 7 taoen soeda dipaksa bitjara asing, sedeng boeat kaloearken pikiran dalem bahasa sendiri blon bisa? Selaennja dari itoe, pendidikan haroes merdika, sehingga perloe sekali tida dapet subsidie dari mana djoega. Sekarang masi meresep satoe kenang-kenangan dalem hatinja bangsa Indonesia boeat adaken sekola tinggi dan University jang merdika dalem bangsa Indonesia, sebagi di Japan dan Tiongkok, samentara bahasa asing hendak dipeladjarin boeat pengatahoean doenia jang lebih loeas.

Begitoelah, dari bebrapa matjem soeal teroetama jang telah dibitjarakan dalem itoe congres, jalah mendjaga persatoean Indonesia dan tentang onderwijs kabangsahan jang berdasar atas perasahan roh bangsa di sini, sebagimana soeda dipoetoeskan dalem itoe congres dan aken ditoeroet. Lebih djaoe tentang bahasa Indonesia dan perasahan tjinta tanah aer haroes dinjanjiken pada saban waktoe.....(W. R. S.)

Catatan :

Sin Po
adalah nama sebuah surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu yang terbit di Indonesia sejak zaman Hindia-Belanda hingga tahun 1965. Pertama kali diterbitkan di Jakarta sebagai mingguan pada Oktober 1910, Sin Po berubah menjadi surat kabar harian dua tahun kemudian.

Harian ini adalah harian pertama yang memuat teks lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan turut mempelopori penggunaan nama "Indonesia" untuk menggantikan sebutan "Hindia-Belanda" sejak Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Sin Po berhenti terbit saat Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, namun kembali terbit pada tahun 1946.

Pada tahun 1962 harian ini berganti nama menjadi Warta Bhakti sebelum akhirnya dibredel pemerintah pada tahun 1965 setelah kejadian Gerakan 30 September.

sumber :

Politikana – 8illy

Comments

Popular Posts